Thursday 21 January 2010

MEMEHAMI PENGERTIAN ISTILAH HACKER DAN CRACKER

Dalam dunia keamanan jaringan, kedua istilah di atas bukanlah hal yang asing dan terdengar aneh. Bahkan kedua kelompok inilah yang banyak mempengaruhi kondisi keaman jaringan, sehingga oleh sebagian orang ada yang menyebut mereka sebagai “pengendali” keamanan dunia maya. Namun ternyata tidak banyak dari Kita yang dapat memahami pengertian, karakteristik, dan perbedaan dari kedua istilah di atas.

Sesungguhnya Hacker dan Cracker adalah dua istilah yang memiliki makna sangat berbeda. Namun oleh kebanyakan orang, kedua kelompok yang berperan sangat penting dalam keamanan dunia maya ini sering disalahartikan sehingga mereka seolah-olah sama dan merugikan. Jika kita mencoba menelaah dan mencari letak perbedaan antara Hacker dan Cracker, maka akan terlihat bahwa ternyata mereka memiliki tujuan yang sangat berbeda dalam melakukan aksinya. Oleh karena itu, agar kesalahan pengertian dari kedua istilah tersebut tidak berangsur-angsur, marilah kita mencoba memahami arti dan perbedaan dari kedua istilah tersebut.


Hacker

Isitlah yang keren dan mungkin juga tidak terlalu sulit untuk diingat oleh Kita yang baru pertama kali mendengarnya. Istilah ini sebenarnya adalah istilah dalam Bahasa Inggris. Namun dibanding istilah Indonesia-nya, ternyata istilah ini lebih dikenal oleh publik. Dalam istilah Bahasa Indonesia, Hacker disebut dengan Peretas. Hacker dapat diartikan sebagai seseorang atau sekelompok orang yang tertarik untuk mengetahui secara mendalam mengenai kerja suatu sistem, hardware, atau jaringan komputer, serta mampu bereksperimen dengannya sehingga dapat memperoleh cara yang lebih baik dalam mengamankan sistem dan jaringan.

Secara umum, Hacker memiliki karakteristik sebagai berikut:
Senang mempelajari seluk beluk cara kerja sistem komputer
Lebih senang mempraktekkan pemrograman yang dipelajarinya, daripada hanya sekedar mengetahui atau menteorikannya
Mau menghargai jerih payah hasil hacking orang lain
Mampu melakukan sesuatu yang seharusnya tidak mungkin dilakukan dalam sistem dan jaringan komputer
Mahir dalam pemrograman

Tidak seperti anggapan dari kebanyakan orang, Hacker sejati yang taat akan kode etik Hacker akan mencoba sejauh mungkin menghindari tindakan-tindakan merugikan orang lain demi kepentingan pribadi. Namun juga tidak dapat dipungkiri bahwa banyak para ahli komputer ini yang selain mentaati kode etik, terkadang mereka juga mencoba memanfaatkan kemampuannya untuk melakukan hal-hal yang negatif dan dapat merugikan orang lain.

Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat, menjadi Hacker adalah sesuatu yang istimewa dan menjadi mimpi yang sangat luar biasa bagi sebagian orang dengan jaminan akan mendapatkan kursi pengendali keamanan sistem dan jaringan. Namun ternyata menjadi seorang Hacker yang sesungguhnya bukanlah sesuatu yang mudah. Dan bagaimanapun juga Hacker adalah seni orang IT.

Tanpa adanya Hacker, dunia teknologi akan terasa semu dengan hanya mengikuti jalur yang sudah ada dan telah ditentukan, sama sekali tidak ada tantangan dan warna yang berbeda. Dunia maya tidak akan terasa begitu luas bila kita selalu merasa bahwa tidak akan mungkin ada orang lain yang mengetahui apa yang sedang kita lakukan di depan layar monitor. Lalu bagaimana Kita akan menjadi Hacker apabila kita hanya bisa memanfaatkan dan mengikuti apa yang sudah ada? “Oleh karena itu teruslah berkreatifitas, taklukkanlah duniamu, dan temukan dunia barumu di luar sana, maka kamu akan dapat mengendalikan duniamu. Jangan pernah menyesal jika kamu tidak pernah dikenal oleh dunia, karena kamulah yang seharusnya mengenali duniamu untuk menemukan dunia barumu”.

Ya, begitulah Hacker. Memang tidak mudah menjadi Hacker, namun apakah sepantasnya kita mengatakan bahwa menjadi Hacker adalah sulit apabila Kita belum pernah mencoba untuk melakukannya. Selain memerlukan kesungguhan untuk menjadi seorang Hacker, seorang Hacker sejati juga harus mematuhi aturan main dan etika hacker.

Berikut adalah 6 etika Hacker yang ditulis oleh Steven Levy dalam bukunya “Hackers: Heroes of the Computer Revolution” dan kemudian dikutip oleh Onno W. Purbo:
Akses komputer – dan apapun yang mengajarkan kepada Anda bagaimana dunia ini berjalan/bekerja – harus dilakukan tanpa batas & total. Selalu mengutamakan pengalaman lapangan
Semua informasi harus bebas, tidak disembunyikan
Tidak percaya pada autoritas, percaya pada desentralisasi
Seorang Hacker hanya dinilai dari kemampuan hackingnya, bukan kriteria buatan seperti gelar, umur, posisi, atau suku bangsa
Seorang Hacker membuat seni dan keindahan di komputer
Komputer dapat mengubah hidup Anda menjadi lebih baik

Sedangkan gambaran umum mengenai aturan main Hacker adalah sebagai berikut sesuai dengan yang ditululiskan oleh Onno W. Purbo bersumber dari penjelasan Scorpio:
Di atas segalanya, hormati pengetahuan dan kebebasan informasi
Memberitahukan System Administrator akan adanya pelanggaran keamanan/lubang keamanan yang Anda lihat
Jangan mengambil keuntungan yang tidak fair dari hack
Tidak mengumpulkan dan mendistribusikan software bajakan
Tidak mengambil resiko bodoh – selalu mengetahui kemampuan sendiri
Selalu bersedia untuk secara terbuka/bebas/gratis memberitahukan dan mengajarkan berbagai informasi dan metode yang diperoleh
Tidak pernah meng-hack suatu sistem untuk mencari uang
Tidak pernah memberikan akses ke seseorang yang akan memberikan kerusakan
Tidak pernah secara sengaja menghapus dan merusak file pada komputer yang dihack
Hormati mesin yang dihack, dan memperlakukannya seperti mesin sendiri

Sebagian orang ada yang mengelompokkan Hacker menjadi dua kelompok yang memiliki sifat berbeda, dua kelompok tersebut adalah:
White Hat Hacker

Tergolong kelompok inilah Hacker-Hacker yang secara penuh mentaati etika dan aturan main Hacker. Mereka sama sekali tidak mengambil keuntungan dari tindakannya, dan benar-benar ingin melindungi sistem dari lubang-lubang keamanan dan kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dan inilah bentuk sesungguhnya dari Hacker.
Black Hat Hacker

Kelompok ini tidak ada bedanya dengan orang-orang yang menyandang status sebagai Cracker yang nantinya akan Kita bahas. Mereka melupakan batasan-batasan dalam kode etik Hacker dan melakukan inovasi teknologi tanpa menghiraukan etika yang seharusnya dipatuhi. Mungkin mereka memiliki kemapuan yang sama dengan Hacker yang taat etika, namun mereka memilih memanfaatkan kemampuannya untuk melakukan hal-hal yang merugikan.

Cracker

Kelompok inilah yang membuat citra Hacker menjadi buruk. Mereka sama sekali tidak berbeda dengan Black Hat Hacker yang telah kita bahas sebelumnya. Bisa dikatakan bahwa sebenarnya Black Hat Hacker hanyalah sebutan lain dari Cracker. Mereka menggunakan kemampuan mereka untuk mendapatkan akses ke komputer orang lain tanpa diketahui sistem, dan kemudian berusaha mendapatkan data-data rahasia milik korban. Mereka sebenarnya juga sama-sama memiliki keahlian dalam bidang sistem dan jaringan komputer bahkan mungkin bisa lebih, namun mereka tidak dapat memanfaatkannya sesuai dengan nilai-nilai etika yang ditentukan.

Akan tetapi bagaimanapun juga boleh dikatakan bahwa mereka sangat membantu dan berperan penting dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Tanpa adanya mereka, sulit disadari bahwa betapa tidak amannya dunia maya ini. Mereka juga ahli dalam membuat virus, worm, trojan, serta pandai memasang backdoor. Tanpa mereka, dunia tidak akan memerlukan antivirus, dan para Hackerpun mungkin tidak akan terlalu diperlukan untuk menganalisa keamanan. Namun, selama masih ada lubang-lubang keamanan yang masih dapat dilalui oleh Cracker, terlalu sulit untuk melenyapkannya dari dunia kemanan sistem dan jaringan ini.

Namun, dorongan untuk melakukan cracking memang terlalu sulit untuk dilenyapkan apabila lubang keamanan dan keuntungan yang menggiurkan sudah berada di depan mata, hanya tinggal mengetikkan sedikit kode dan keuntungan dapat diperoleh. Oleh karena itu, sebelum merasa benar-benar yakin bahwa tidak akan melanggar etika Hacker, jangan pernah mencoba untuk menjadi Hacker, karena hal itu hanya akan mebawa kita pada tindakan cracking yang merugikan orang lain.

Seperti yang dinasihatkan oleh Onno W. Purbo bahwa teknik keamanan jaringan tidak ada bedanya dengan sebuah pisau – dia dapat Kita gunakan untuk hal-hal yang jelek dan merusak; tapi juga dapat digunakan untuk hal-hal yang baik sehingga bermanfaat bagi masyarakat banyak. Pilihlah sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat banyak, nama Anda akan dikenang selamanya, belum lagi kalau dihitung masalah rizki dan pahala yang akan diperoleh melalui amal kebaikan yang Anda lakukan dengan ilmu yang Anda miliki.

Mungkin bila Anda ingin menjadi seorang Hacker sejati, maka mulailah dari kehidupan sehari-hari. Milikilah karakteristik-karakteristik khusus yang harus dimiliki oleh Hacker, dan cobalah untuk menerapkan etika Hacker pada kehidupan sehari-hari. Karena pada dasarnya Hacker adalah orang yang anti otoritas, maka Anda juga harus mencoba untuk lebih kreatif menciptakan sesuatu yang berbeda dan dapat memberikan manfaat, meskipun ada kalanya Kita perlu mengikuti apa yang sudah ada.

Akan tetapi apabila Anda belum merasa ingin menjadi seorang Hacker, maka cukup Anda memahami bahwa Hacker tidaklah sejahat yang Anda bayangkan. Belajarlah untuk menyebut mereka yang tidak mematuhi etika Hacker dalam melakukan penelusupan ke sistem komputer orang lain sebagai Cracker (Black Hat Hacker). Dan jangan sekali-kali menyebut mereka yang menjebol rekening orang lain untuk kepentingan sendiri sebagai Hacker (White Hat Hacker). Serta jangan pernah Anda membiarkan orang lain memberikan pengertian yang salah dari kedua istilah yang kini telah Kita pahami tersebut.

No comments:

Post a Comment